PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: REPLIANIS
ORGANISASI
TRADISIONAL DAN ORGANISASI TEAM (MODERN)
A. Pendahuluan.
Organisasi mungkin telah
ada sejak ratusan tahun yang lalu, karena ruang lingkup organisasi yang sangat
luas, secara tidak sadar semua manusia sejak lahir sudah ikut dalam organisasi,
suatu organisasi dapat menjadi fokus sentral kehidupan seseorang atau ia
mungkin hanya merupakan pelayannya untuk sementara waktu. Sebuah organisasi
mungkin dapat besifat kaku, “dingin”, tanpa kepribadian, atau kadang-kadang
dapat menghasilkan hubungan-hubungan luwes dan bermakna bagi para anggotanya. Untuk
sejarah sendiri belum di ketahui secara pasti kapan terbentuknya organisasi.
Tiori organisasi Tradisional telah
mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun 1900 sampai tahun 1950. Ia bersumber
pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776. Akan tetapi, baru sejak tahun 1900
falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih lengkap disesuaikan oleh Taylor,
Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-aspek pembagian kerja, hirakhi
ketat, standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-sasaran perusahaan dapat
dicapai.[1]
Teori
organisasi modern mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sitem tertutup
yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, tetapi organisasi adalah suatu
system terbuka, bila ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya, menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan lingkungannya. Kebanyakan
organisasi sangat menekankan tiori organisasi klasik dalam hal membentuk struktur-strutur mereka,
karena ia berhubungan dengan elemen-elemen yang didalam sebuah lembaga seperti.
Kekuasaan, tanggung jawab, pembagian kerja, spesialisasi, dan interdependensi
bagian-bagian.
Perkembangan-perkembangan modern menentang
tiori tradisional, akan tetapi elemen-elemen esensialnya tetap ada dan perlu
dimengerti untuk bekerja dengan manusia didalam sebuah organisasi. Proses
pengorganisasian dapat dipandang dari dua macam sudut ia dapat dipandang
sebagai sebuah proses konstrksi dimana sejumlah besar unit-unit kerja dibagi
dalan pekerjaan, departemen-departemen, devisi dan akhirnya sebuah lembaga
secara keseluruhan. Kedua memandang sebuah organisasi sebagai sebuah proses analisis
dimana bidang pekerjaan khusus diabagi dalam ,divisi-divisi, depertem-departeman
dan akhirnya sebuah lembaga secara keseluruhan.[2]
B. Pembahasan
1.
Pengertian organisasi
a.
Organisasi
adalah suatu kebersamaan dan interaksi serta saling ketergantungan
individu-individu yang bekerja ke arah tujuan yan bersifat umum dan hubungan kerjasamanya
telah diatur sesuai dengan struktur yang telah ditentukan.
b.
Organisasi
adalah kumpulan orang-orang yang sedang bekerja bersama melalui pembagian
tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang bersifat umum. [3]
c.
Organisasi
adalah suatu sistem yang dibentuk oleh manusia. Sedangkan sistem adalah
komponen yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain. organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur
atau susunan yakni dalam penyusunan/penempatan orang-orang dalam suatu kelompok
kerjasama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang-orang dalam
kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggungjawab masung-masing.[4]
Dari
pengertian organisasi diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi
kerja, menggolongkan jenis-jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan
saluran perintah dan tanggung jawab pada
pelaksana untuk mencapai tujuan yang bersifat umum.
2.Tiori
Organisasi Tradisional
Tiori
organisasi Tradisional telah mempengeruhi filsafat manajemen dan tahun 1900
sampai tahun 1950. Ia bersumber pada ide-ide. Adam smith (tahun 1776. Akan
tetapi, baru sejak tahun 1900 falsafah tiori tradisional dalam bentuk lebih
lengkap disesuaikan oleh Taylor, Fayol, dan Weber yang berkaitan dengan aspek-aspek
pembagian kerja, hirakhi ketat, standar, prestasi pekerjaan agar sasaran-sasaran
perusahaan dapat dicapai.
Menurut
organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem tertutup
dimana semua variabel diperhatikan dan berada dibawah pengendalian pihak
manajemen. Tiori tradisional itu membawa hasil nyata dalam praktik yang terjadi
kenaikan pruduktipitas yang berarti, yang sangat dibutuhkan pada masa itu.[5]
Tetapi suatu
hal pokok bahwa tiori organisasi tradisional mengabaikan faktor manusia. Nasib
para pegawai/karyawan tidak diperhatikan (mereka seakan-akan dianggap sebagai
bagian dari mesin). Seperti mesin apabila onderdil mesinnya rusak maka dapat
diganti. Hasil produksi (output) dicapai dengan pengorbanan manusia yang
terlampau besar. Dalam organisasi diberlakukan peraturan-peraturan ketat,
prosedur-prosedur ketat, hirarkhi yang kuat, tiap pekerjaan diterisolasi dari
teman-teman sekerjanya.
Akibat dari
semua itu buruh makin banyak absen, kualitas
yang dihasilkan makin merosot dan para pekerja makin terasing dari
pekerjaan mereka. Timbul macam-macam komflik-komflik. Gejala-gejala tersebut
dibalas olah pihak manajemen daengan cara-cara yang makin ketat. Kekeliruan
pihak manajemen adalah pihak manajemen hanya
menanggapi gejala-gejalanya saja
tetapi bukan sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebut. Hasil
pendekatan menurut teori organisasi tradisional adalah ketidak puasan dalam pekerjaan.
Manusia dikorbankan untuk kepentungan produksi.[6] Dalam
organisasi tradisional pengorganisasian dicapai dengan cara:
a.
Pembagian
Pekerjaan Dan Proses “Skalar”
Kepala departemen membagi-bagikan pekerjaan
dilingkungan departemennya sedemikian rupa sehingga dapat diperkembangkan
sebuah kelompok yang efektif yang terkordinasi. Manajer mengorganisasikan
dengan jalan membagi-bagikan pekerjaan dalam tingkat-tingkat dan fungsi-fungsi dan
kemudian mempekerjakan orang atau sumber daya pada pekerjaan yang ada.
Contoh Hubungan skalar, apabila terdapat
dua orang yang berada dalam hubungan: Supervisor –bawahan maka hubungan
tersebut dinamakan hubungan “skalar”
tingkat-tingkat
1 Kepala
manajemen
2 Para supervisor
3 Para Pekerja
b. pembagian
kerja dengan Delegasi
Hubungan-hubungan dan kewajiban-kewajiban
yang ditetapkan melalui pembagian pekerjaan, dikomunikasikan serta ditugaskan kepada
masing-masing orang melalui delegasi. Delegasi dapat didefinisikan sebagai
penugasan kewajiban-kewajiban, tanggungjawab dan pembagian otoritas. Apabila manejer
memberi delegasi kepada bawahannya, maka bawahan yang diberi delegasi langsung
menjadi wakil dari manejer. apabila terjadi kegagalan dalam pelaksanaan
pekerjaan maka kegagalan itu adalah tanggungjawab manejer.[7]
C.
Birokrasi
Apabila
struktur-struktur organisasi, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur diikuti
dengan ketat, maka timbullah kondisi yang dikenal sebagai ‘birokrasi” didalam
birokrasi terdapat adanya peraturan-peraturan yang berbelit-belit, pengawasan
secara terinci, sesuatu hirarkhi yang kaku dan fungsi-fungsi yang sangat
terspesialisasi, yang dilaksanakan oleh petugas birokrasi.Tindakan manejerial
lambat sekali dan pekerjaan surat-menyurat.[8]
3. Sistim
Organisasi Tradisional
Sistem Tertutup
( Closed System )
Sistem tertutup adalah sistem yang tidak mengadakan pertukaran imformasi, tidak
menyerap aspirasi-aspirasi dari luar baik lingkungan maupun bawahan. Sistem yang
tidak mempunyai relasi dengan lingkungan.[9]
Ciri-ciri
Sistim tertutup menurut Tom Burns dan G.M Stalker adalah :
1)
Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil
2)
Adanya pembagian tugas Sarana
3)
Konflik
didalam organisasi diselesaikan dari atasan
Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban
4)
Rasa tanggung jawab dan loyalitas seseorang
diberikan kepada sub unit birokrasi yang telah dibebankan kepadanya
5)
Organisasi
dipahami sebagai suatu struktur hierarki
6)
Pengetahuan
hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( impinan)
7)
Interaksi diantara orang – orang dalam
organisasi cendrung vertikal
8)
Gaya interaksi diarahkan untuk mencapai
kepatuhan , komando dan hubungan yang jelas antara atasan dan bawahan
9)
Loyalitas
dan kepatuhan pada seorang atasan dan organisasi pada umumnya sangat ditekankan
10)
kedudukan
seseorang itu didalam organisasi sangat ditentukan oleh kantor dan derajat
seseorang.[10]
4. Struktur tingkat-tingkat organisasi tradisional
Organisasi tradisional memakai struktur sentralisasi
yang mana garis-garis perintah atau kekuasaan membentang tegak lurus dari atas
kebawah atau dari pimpinan atasan/pusat sampai kepada organ yang paling bawah. Segala sesuatu mengenai urusan semuanya
ditentukan oleh pusat. Sedangkan bawahan hanya merupakan pelaksana-pelaksana
pasif. Sesuai dengan sistim sentralisasi dalam organisasi. Dalam sistim
sentralisasi seperti ini ciri-ciri pokok yang menonjol adalah keharusan adanya
uniformitas (keragaman). [11]
5.
Prinsip-prinsip Organisasi Tradisional
1)
Prinsip kesatuan perintah
Seoerang
bawahan hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja, sehingga jelas apa
yang harus dilakukan setiap orang dan jelas pula kepada siapa ia harus
mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.[12]
Prinsip
kekecualian
Prinsip kekecualian menyatakan bahwa keputusan-keputusan yang
timbul berulang-ulang kali harus ditangani dengan cara rutin oleh para manejer
dengan tingkat lebih rendah. Sedangkan problem-problen yang berkaitan denga
persoalan yang luar biasa, harus dihadapi oleh tingkat-tingkat yang lebih
tinggi.
2)
Rentang pengawasan
Rentang pengawasan seorang manejer yaitu
terdapat adanya pembatasan terhadap jumlah bawahan yang dapat disupervisi oleh
atasan.
3)
Prinsip Skalar
Diatas telah disinggung tentang prinsif
skalar, yang mana prinsip skalar menyatakan bahwa otoritas serta tanggung jawab
harus mengalir dalam bentuk garis yang tidak terputus-putus dari manejer tinggi
hingga manejer rendah.
4)
Depertementasi
Dengan
cara apa aktivitas-aktivitas dibagi dan dibentuk kedalam kelompok-kelompok
khusus, biasanya disebut sebagai depertementasi, adapun tujuan depertementasi adalah
a)
Mengkhususkan
aktivitas-aktivitas
b)
Menyederhanakan
tugas-tugas para manejer
c)
Mengusahakan
pengawasan[13]
5) Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan mulai sekitar
tahun 1990 oleh Frederick Winslow Taylor, telah dipergunakan cukup luas. Teori
manajemen ilmiah masih banyak dijumpai dalam praktek-praktek manajemen modern.
Manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada studi, analisa, dan
pemecahan maslah-masalah organisasai. Empat kaidah dasar manajemen yang harus
dilaksanakan dalam organisasi perusahaan, yaitu :
1) Menggantikan metode-metode kerja dalam praktek dengan berbagai metode
yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja yang ilmuan dan
benar.
2) Mengadakan seleksi, latihan-latihan dan pengenbangan para karyawan secara
ilmiah, agar memungkinkan para karyawan bekerja sabaik-baiknya sesuai dengan
spesialisasinya.
3) Pengembangan ilmu tentang kerja seleksi, latihan dan
pengenbangan secara ilmiah harus diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh
kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat
menekankan biaya produksi menjadi rendah.
4) Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan
mental para karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai
upaya untuk menimbulkan suasana kerja sama yang baik.[14]
6.
Unsur –unsur teori klasik ( Bolman)
1) Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga
kerja yang ada dalam organisasi.
2) Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan menurut
fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
3) Struktur, adalah jalinan
hubungan dan peranan dalam organisasi. (Lini dan Staf)
4) Pengawasan yang ketat, pada organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran
komunikasi dalam melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang
strukturnya mendatar tidak banyak diperlukan saluran komunikasi.[15]
7. Pendekatan Dalam
Organisasi tradisional
1)
Pendekatan manusiawi
Yaitu yang memendang manusia
mempunyai faktor yang sangat penting dalam administrasi manusia memiliki sipat
dinamis dan sekaligus dapat mengharmoniskan hubungan manusia. Dan terjadiya
komflik dalam organisasi dianggap suatu proses yang normal atau biasa dalam
suatu organisasi
2)
Pendekatan prilaku [16]
Pendekatan prilaku menggunakan
gaya kepemimpinan yaitu:
1. Gaya kepemimpinan Otokratis
Pemimpin yang otokratis
adalah pemimpin yang bertindak secara diktator terhadap bawahannya. Baginya
memimpin adalah menggerakkan dan memaksa bawahan. jadi dapat di jelaskan bahwa
pemimpin yang otokratis adalah pemimpin yang hanya menginginkan bawahannya
melaksanakan perintahnya dan pemimpin ini tidak mau dibantah atau dia tidak mau
menerima saran apapun dari bawahannya.
2. Gaya kepemimpin yang laissez faire
Gaya kepemimpinan ini
adalah pemimpin yang membiarkan bawahan berbuat sekehendak hati mereka.
Pemimpin tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya,
pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tampa
petunjuk atau saran-saran dari pemimpin.
3. Kepemimpinan yang Demokratis
Kepemimpinan yang bertipe demokratis
menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin
ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan kelompoknnya bukan sebagai
majikan terhadap buruhnya, melainkan sebagai saudara tua diantara
teman-tenman sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap saudara-saudaranya.
Pemimpin yang demokratis akan selalu mensimulasi anggota-angotanya agar bekerja
dengan baik untuk mencapai tujuan bersama. Dalam tindakan dan usaha-usahanya,
ia selalu berpangkal dengan kepentingan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan serta kemampuan kelompoknya. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya ia
mau menerima bahkan mengharapkan saran-saran dari anggota kelompoknya. Juga
kritikan-kritikan yang membangun dari pada anggotanya diterimanya sebagai umpan
balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berikutnya.[17]
C.
TEORI MODERN (TEAM)
1.
Pengertian Team
Tim adalah kumpulan orng yang berdasarkan keahlian
masing-masing yang bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan
tujuan tujuan bersama.[18]
Barnard mendefinisikan organisasi
Modern adalah organisasi formal sebagai suatu sistem kegiatan-kegiatan yang
secara sadar dikoordinasikan oleh dua atau lebih yang bekerja sama untuk
mewujudkan tujuan. Dari penertian diatas, kita dapat menarik kesimpulan tentang
definisi organisasi modern (Team). Teori modern mendefinisikan organisasi
sebagai proses-proses yang tersususn dalam suatu sistem di mana orang-orang di
dalamnya berinteraksi saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan
bersama.
Teori organisasi modern ini muncul
pada tahun 1950, sebagai akibat ketidak puasan dua teori sebelumnya yaitu
klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa
Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi.
Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan
lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang
berkaitan dengan lingkunngan dan apabila organisasi dapat bertahan hidup maka ia harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan.[19]
Pandangan modern ini
cenderung membicarakan organisasi sebagai sebuah sistem yang saling ketergantungan satu sama lainnya. Tampaknya
sesuai apabila mengartikan organisasi sebagai sebuah sistem sosial yang
diorganisir untuk pencapaian jenis tujuan tertentu; Pencapaian tujuan tersebut
pada saat yang sama merupakan sebuah kinerja fungsional atas nama sistem yang
lebih inklusif, yaitu masyarakat.[20] Teori
modern mempertimbangkan semua elemen organisasi pada umumnya. Definisi atau
batasan teori modern yaitu, suatu organisasi merupakan suatu proses yeng
tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan.
2.
Sifat Sifat Teori Organisasi Modern (Team)
1) Tiori system
a)
Kedinamisan
b)
Multi level dan multi dimensional.
c)
Multi motivasi
d)
Multi disipliner
e)
Multi variabel
2) Teori Kontigensi
3. Karakteristik
dari teori organisasi Modern, antara lain:
1)
Kadang-kadang disebut analisis sistem
organisasi,
2)
Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,
3)
Memandang organisasi sebagai suatu sistem,
4)
Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat
bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,
5)
Organisasi dan lingkungannya harus dilihat
sebagai sesuatu yang saling ketergantungan.
4.
Tujuan Organisasi modern
1)
Menciptakan
keharmonisan hubungan kerja antara pimpinan dengan staf anggota organisasi.
2)
Menciptakan
kemampuan memecahkan persoalan organisasi secara lebih terbuka
3)
Menciptakan
keterbukaan dalam berkomunikasi.
4)
Merupakan
semangat kerja para anggota organisasi dan kemampuan
mengendalikan diri.
mengendalikan diri.
5.
Prinsif-prinsip
organisasi Modrn
1) Adanya pembagian pekerjaan
Maksudnya adalah kualitas anggota organisasi
penting dalam pembagian pekerjaan diperhatikan kualitas fisiknya, moral,
pendidikan mental, pengalaman, keimanan, dan ketakwaan kepada tuhan yang maha
esa.
2)
Disiplin
Disiplin
merupakan ketaatan, kepatuhan untuk mengikuti aturan yang menjadi tanggung
jawabnya. Disiplin sangat berkaitan dengan kewenangan karena apabila kewenangan
tidak dijalankan dengan semestinya maka disiplin itu akan hilang, dan tidak
akan tercapai tujuan seperti apa yang diinginkan.
3)
Kewenangan
dan taggung jawab
Setiap
pekerja diberikan kewenangan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan, wewenwng tersebut diperolah pada
pembagian tugas karena itu menuntut pertanggungjawas kepada kepentban terhadap
penyelenggaraan pekerjaan.
4)
Memberikan
prioritas kepada kepentingan umum
Memberikan
prioritas kepada kepentingan umum merupakan syarat utama anggota organisasi
swasta maupun pemerintah, hal ini sangat
dipengaruhi oleh rasa senang dalam bekerja bagi setiap pekerja sehingga
sehingga disiplin tubuh atas dasar kesadaran bukan karena dipaksa.
5)
Penggajian
pegawai/Karyawan,
Gaji atau menentukan kkelancaran tugas karena manusia
mempunyai kebutuhan pribadi. Gaji juga membuat manusia termotivasi dalam
pekerjaan.
6) Pusat kewenangan
Dalam pemusatan kewenangan akan berdampak
pemusatan pertanggungjawaban dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan, pertanggungjawaban terakhir ada pada pimpinan, yang mempunyai
wewenang tertinggi.
7)
Mekanisme
kerja
Dalam
organisasi ada yang ditunjuk sebagai sebagai atas/pimpinan, ini dimaksudkan ada
yang bertanggungjawab secara keseluruhan. [21]
8)
Keamanan
Setiap
pekerjaan memerlukan pengamanan yang merupakan syrat utama, karena dengan
terjaminnya keamanan, maka seseorang akan merasa aman dan tenang dalam
menjalankan tugasnya
9)
Inovasi
Pengembangan
inisiatif dari para pekerja dalam suatu kegiatan agar berkembang kearah
perobahan yang menuju pada kemajuan.
10) Semangat
kebersamaan
setiap
angota organisasi baik pegawai atau karyawan, harus mempunyai rasa kesatuan
dengan unutnya, yaitu rasa senasib dan sepenanggungan.[22]
11) Menggunakan
teknologi cangih
Organisasi
moderen menggunakan teknologi yang canggih, hal ini mengubah cara kerja lama,
yang mana pada masa tradisional pekerjaan dilakukan dengan serba manual namun
pada masa modrn pekerjaan dilakukan dengan memakai teknoligi canggih. Contohnya
menggunakan teknologi komunikasi komputer, surat elektronik (e- mail). dll
6.
Unsur-unsur dalam organisasi Moderen
a.
Didalam
organisasi berkumpul orang-orang sebagai sumber daya manusia yang terikat dalam
hubungan kerja yang untuk mencapai tujuan
b.
Didalam
organisasi terdapat berbagai maca
ketentuan yang mengatur prosedur, bagaimana orang-orang melakukan
hubungan kerjasama
c.
Didalam
organisasi terdapat penbagian tugas secara berjenjang yang memberikan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab seseorang atau kelompok dalam
melaksanakan hubungan kepemimpinan
d.
Didalam
organisasi terdapat penbagian tugas secara berjenjang yang memberikan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab seseorang atau kelompok dalam
melaksanakan hubungan kepemimpinan
e.
Didalam
oraganisasi terdapat sistim yang mengatur kesejahteraan, kebutuhan, penghargaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik maupun Non fisik sumberdaya manusia
f.
Didalam
oraganisasi terdapat hubungan timbal balik atau saling ketergantungan antara
sumber daya manusia sebagai pemberi ide, pengelola, pelaksana, dan organisasi
yang memberikan jaminan kebutuhan sumberdaya manusia dalam rangka mencapai tujuan.[23]
7.
Sistem Organisasi Modern
a)
Organisasi sebagai sipat terbuka
Organisasi sebagai sistem terbuka adalah
organisasi yang berinteraksi dengan lingkungan. System terbuka adalah “sistem
yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya”. Sistem ini
menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem
yang lainnya, sehingga harus memiliki sistem pengendalian yang baik. Sistem organisasi terbuka tidak hanya terbuka bagi lingkungannya saja,
akan tetapi terbuka pula bagi dirinya sendiri. Itulah sebabnya Buckly
menyebutnya sistem terbuka ini menyesuaikan pada lingkungannya dengan cara melakukan
perubahan-perubahan susunan dan proses dari komponen-komponen di dalam
organisasi itu sendiri. Kebanyakan organisasi yang berinteraksi dengan
lingkungan mereka melaksanakan kegiatan tersebut dengan jalan bertukar imformsi
–sehingga organisasi tersebut dapat menyesusikan dan menyesun rencana sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan [24]
• Di puncak organisasi adalah pelanggan. Berikutnya adalah karyawan garis
depan yang bertemu, melayani pelanggang dengan sebaik-baiknya, pelanggan Di
bawah mereka adalah manajer madya, yang bertugas menyokong karyawan garis depan
• untuk melayani pelanggan dengan baik. Akhirnya, di paling dasar adalah
manajemen puncak yang bertugas menyokong manajer madya. Selain itu juga
ditambahkan pelanggan di samping (gambar samping) untuk menunjukkan bahwa semua
manajer dalam perusahaan langsung terlibat dalam mengenal, bertemu, dan
melayani pelanggan.
b)
Organisasi sebagai agen perubahan
Agen
perubahan adalah pegawai/kelompok pegawai yang terlibat dalam merencanakan
perubahan dan mengimplementasikannya. Perobahan-perobahan yang dimaksud antara lain:
a. Perubahan menuju kondisi yang
lebih baik;
b. Memberikan alternatif solusi
c. Membantu melancarkan proses
perubahan
d. Menjadi individu yang dapat
dijadikan contoh;
e. Sebagai
kelompok atau individu yang memiliki kepentingan dan dapat mempengaruhi.[25]
8.
Birokrasi
Birokrasi modern memakai birokrasi yang dikemukakan Wiber. Menurut
Wiber ada empat elemen dari birokrasi yaitu:
1)
Pembagian
tugas
2)
Hirarkhi
wewenang
3)
Peraturan
yang harus diikuti karyawan
4)
Dalam
memilih orang harus tidak melihat “siapa” tetapi melihat “apanya”
Ciri-ciri birokrasi ini
adalah
1)
Antara
atasan dan bawahan sudah ada hubungan personal, diskusi dan ada kepercayaan
2)
Bawahan
sudah diharapkan memiliki partisipasi dalam kegiatan manajemen seperti
perumusan tujuan, kebijakan dll.
3)
Proses
komunikasi antara atasan dan bawahan sudah lancar
4)
Pengambilan
keputusan sudah dimulai dari bawahan ada desentralisasi
5)
Pengawasan
tidak begitu ditekankan pada sifat birokrasi tetapi pada pengawasan diri
6)
Manajemen
memiliki komitmen terhadap pengembangan bawahan atau SDM.[26]
9.
Struktur Organisasi modern
Struktur orgsnisasi modern adalah struktur desentralisasi yang
berarti pendelegasian sejumlah besar otoritas, kepada manejer-manejer level
menengah dan bawah dalam organisasi.[27]
Contoh Struktur organisasi Modren
berdasarkan kurikulum tahun 1994. Susunan Organisasi SMA sebagai berikut.[2
|
D.
Teori
Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori
organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya
dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi, teori administrasi,
ekonomi, psikologi, ekologi, dan banyak
bidang-bidang lainnya. Faktor-faktor yeng membedakan kualitas teori organisasi
modern dengan teori-teori organisasi lainnya adalah dasar konsepsional –
analitiknya yaitu Hanya menghadirkan faktor-faktor
yang relevan, didasarkan atas data dan
informasi yang dapat dipercaya, merupakan hasil dari suatu upaya tim sifat
pemaduan dan pengintegrasiannya. Kualitas-kualitas ini merupakan kerangka
filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai
suatu sistem. Teori organisasi modern menunjukkan tiga
kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam
perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
Proses-proses hubungan dalam sistem
- Komunikasi. Komunikasi sebagai mekanisme yang menghubungkan bagian-bagian sistem secara bersama.
- Keseimbangan. Konsep keseimbangan adalah mengenai penyeimbangan mekanisme yang dicapai dengan jalan menjaga hubungan struktural yang harmonis antar bagian-bangian dalam sistem.
3.
Proses pengambilan keputusan. Merupakan
varaibel internal dalam suatu organisasi yang tergantung pada pekerjaan-pekerjaan,
harapan-harapan individu, motivasi dan struktur organisasi. Keputusan ini
meliputi 2 hal pokok, yaitu keputusan untuk berproduksi dan keputusan untuk
berpartisipasi dalam sistem.[29]
Pendekatan - Pendekatan Manajemen dalam organisasi
modern
1. pendekatan sifat
penelitian kepemimpinan pada tahap awal didominasi dengan pendekatan sifat para
pemimpin. Para peneliti berusaha mengidentifikasikan sifat-sifat para pemimpin
yaitu dengan cara menguji sifat-sifat dan karekteristik personal para pemimpin,
yaitu meliputi, Inelegensi, dominasi, percaya pada diri sendiri, energi,
aktivitas, dan pengetahuan yang berhubungan dengan tugas.[30]
2. pendekatan prilaku
pada akhir tahun 1940-an, beberapa peneliti mulai
memandang kepemimpinan sebagai suatu proses atau aktifitas yang dapat diamati.
Pendekatan prilaku ini bertujuan untuk membedakajn prilaku-prilaku yag
dihubungkan dengan kepemimpinan yang efektif. Para peneliti mengasumsikan bahwa
efektif atau tidaknya prilaku pemimpin tergantung bagaimana seorang pemimpin
menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan situasi. Menurut hasil penelitian
ada dua deminsi kepeimpinan, yaitu kepemimpinan yan berorientasi kepada tugas
dan pemimpin yang beroreantasi kepada hubungan antara manusia. Sorang pemimpin
yan efektif adalah pemimimpin yang tinggi dalam kedua demensi kepemimpinan ini.
Kepemimpinan yang beroreentasi kepad atugas adalah pemimpin yang hanya
menekankan penyelaesaian tugas-tugas kepada bawahannya dengan tidak
mempedulikan perkembangan bakat, kompentensi, motivasi, minat, komunikasi dan
kesejahteraan bawahannya. Ia hanya mementingkan kelancaran roda perjalanan
organisasi yang dipimpinnya. Sebaliknya kepemimpinan yan beroreantasi kepada
hubungan antara manusia hanya menekankan perkembangan bawahannya
kepuasan, motifasi, kerjasama, pergaulan, dan kesejahteraan mereka ia mementingkan
nasib para bawahannya, sementara kepentingan organisasi menjadi nomor dua.[31]
Kedua demensi kepemimpinan diatas,
apabila berdiri sendiri akan menyebabkan kemunduran organisasi. Oleh karena itu
kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang mampu mengintegrasikan
oreantasi tugas dan oreantasi hubunganantara manusia. Kepemimpinan ini akan
selalu memmamfaatkan kerjasama dengan para bawahan untuk mencapai cita-cita dan
tujuan organisasi.
Dari
uran diatas diatas dapat penulis simpulkan bahwa faktor pendukung kepemimpinan
kepala sekolah adalah teknik-teknik kepemimpinan yaitu bagaimana
seorang pemimpin mampu menciptakan situasi sehingga menyebabkan orang yang
dipimpinnya timbul kesadaran untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh seorang
pemimpin. Dengan kata lain, efektipf atau tidaknya seseorang pemimpin
tergantung dari bagaimana kemampuannya dalam mengelola dan menerapkan pola
kepemimpinannya sesuai dengan situasi dan kondisi dalam organisasi tersebut.
Adapun teknik-teknik kepemimpinan dalam melakukan pendekatan adalah Pendekatan
sifat dan pendekatan prilaku
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan
system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian
organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara
memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan
eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada
hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai masukan yang
menghasilkan keluaran. [32]
4.
Pendekatan Situasional
Pendekatan Contingency muncul karena
ketidak puasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan
berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga
komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency :
lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan
kontingensi antara keduanya.[33]
Pada struktur
organisasi modern, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan yang
paling sesuai sampai saat ini.Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli
manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Pendekatan situasional atau kontingensi didasarkan
pada asumsi bahwa keberhasilan seorang pemimpin selain ditentukan oleh
sifat-sifat dan perilaku pemimpin juga dipengaruhi oleh situasi yang ada dalam
organisasi. Ada beberapa studi
kepemimpinan yang didasarkan pada pendekatan ini, antara lain model
kepemimpinan kontingensi Fiedler, teori kepemimpinan tiga dimensi dan teori
kepemimpinan situasional.[34]
Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers,
teori ini menyatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang adalah tergantung
pada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi. mengidentifikasikan ketiga unsur dalam
situasi kerja ini untuk membantu menentukan gaya kepemimpinan mana yanga akan
efektif yaitu hubungan pemimpin anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasan
pemimpin.
Hubungan pemimpin
anggota berkaitan dengan persepsi bawahan atas pimpinan mereka dan bagaimana
pemimpin diterima anggota. Struktur tugas berhubungan dengan bagaimana
tugas-tugas para bawahan terstruktur atau tidak, apakah merupakan pekerjaan
rutin atau tidak, sehingga pemimpin perlu menentukan struktur tugas yang jelas
agar pekerjaan dapat dipahami bawahan. Sedangkan posisi kekuasaan pemimpin
merupakan kekuasaan formal pemimpin yang berasal dari organisasi.
Berdasarkan
tiga dimensi tersebut, Fiedler menentukan dua jenis gaya kepemimpinan dan dua
tingkat yang menyenangkan. Pertama, gaya kepemimpinan yang mengutamakan tugas,
yaitu ketika pemimpin merasa puas jika tugas dilaksanakan. Kedua, gaya
kepemimpinan yang mengutamakan pada hubungan kemanusiaan, hal tersebut
menunjukan bahwa efektivitas kepemimpinaan bergantung pada tingkat pembauran
antara gaya kepemimpinan dengan tingkat kondisi yang menyenangkan dalam situasi
tertentu.[35]
Perbedaan
organisasi Tradisional dengan Organisasi Modern (Team) dantaranya adalah
Organisasi Tradisional
|
Organisasi Modern
|
·
Stabil
·
Tidak fleksibel
·
berpusat pada
pekerjaan
·
Berorientasi
individual
·
Pekerjaan yang
permanen
·
Berorientasi pada
perintah
·
Manajer selalu
membuat keputusan
·
Berorientasi pada
aturan
·
Lingkungan kerja yang
relatif homogen
·
Jam kerja
didefinisikan sebagai 9 – 5
·
Hubungan yang
hirarkhis
· Fasilitas kerja ada pada jam-jam tertentu
|
·
Dinamis
·
Fleksibel
·
Berpusat pada
keterampilan
·
Pekerjaan di
definisikan sebagai tugas-tugas yang harus dikerjakan
·
Berorientasi tim
·
Pekerjaan yang
temporal
·
Berorientasi pada
pelibatan
·
Partisipasi seluruh
pekerja dalam pengambilan keputusan
·
Berorientasi pada
pelanggan
·
Diversifikasi
lingkungan kerja
·
Tidak ada batas waktu
kerja
·
Hubungan dua arah dan
jaringan
· Kerja dimana saja dan kapan saja
|
D.
Kesimpulan
Organisasi
adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolongkan jenis-jenis pekerjaan,
memberi wewenang, menetapkan saluran perintah
dan tanggung jawab pada pelaksana untuk mencapai tujuan yang bersifat
umum. Teori modern
mendefinisikan organisasi sebagai proses-proses yang tersususn dalam suatu
sistem di mana orang-orang di dalamnya berinteraksi saling
melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan tujuan bersama. Tiori
organisasi tradisional, organisasi dipandang sebagai sebuah sisitem tertutup, pembagian
kerja dengan delegas, birokrasi. Organisasi
tradisional memakai struktur sentralisasi sedangkan organisasi modern memaki
struktur desentaralisasi, prinsip-prinsip organisasi tradisional kesatuan perintah, prinsip kekecualian, Rentang
pengawasan, Prinsip skala, depertementasi, manajemeniIlmiah sedangkan unsur organisasi modern Pembagian
kerja, hirarki proses fungsional, struktur, pengawasan yang ketat, prndekatan
dalam organisasi tradisional pendekatan manusiawi, pendekatan prilaku.
Sifat-sifat
teori modern tiori system, teori
kontigensi, teori modern tisebut analiasa sistem
atau teori Terbuka yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. teori
organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu
kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Karakteristik dari teori organisasi modernrn antara lain
Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi, mempertimbangkan semua
elemen, organisasi, memandang organisasi sebagai suatu sistem, penyesuaian diri
agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam hidupnya, harus disesuaikan
dengan perubahan lingkungannya, organisasi dan lingkungannya harus dilihat
sebagai sesuatu yang saling ketergantungan. Sistem organisasi modern, organisasi sebagai
sipat terbuka, organisasi sebagai ageng perubahan, oranisasi dalam suatu
kerangka sistem. Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan
teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi, seperti sosiologi,
teori administrasi, ekonomi, psikologi,
dan banyak bidang-bidang lainnya. Prinsif-prinsip organisasi adanya pembagian pekerjaan, disiplin, kewenangan dan taggung jawab. memberikan
prioritas kepada kepentingan umum, penggajian pegawai/karyawan Tujuan
organisasi modern menciptakan keharmonisan, memecahkan persoalan, lebih
terbuka, keterbukaan berkomunikasi, motivasi
dalam bekerja.
Daftar Pustaka
Abdurrahman.
Manajemen Sumber daya Manisia.
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006
AB. Susanto, Masri Sareb Putra. 60
Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom In Life Jakarta: PT Gramadia,
2010
Indra
Bastian. Akutasi Pendidikan Yogyakarta: PT Gelora Pratama, 2006
Jhon
M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan
Peilaku dan Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania. Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006
J. Winardi.
Manajemen Prilaku Organisasi
Jakarta: Kencana, 2009
Marno, Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan Islam .
Bandung: PT Refika aditama, 2008
Mulyasa. Manajenmen Berbasis Sekolah Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005.
Mukhtar, Iskandar. Oreantasi baru Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Gaum Persada, GP Prees, 2009.
Manajemen Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama, 2006
Mulyadi. Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen
(Jakarta: PT Selemba Empat, 2007
Sukanto rekso dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori Struktur dan
Prilaku.M. Com 2009
SuryoSubroto. Mnajemen Pendidikan Di Sekolah Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2010
Stephen,
P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica . Jakarta:
Selemba Empat, 2008
Robbins,
Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku
Organisasi.Jakarta: Salemba Empat.
2008
Thoha Miftah. Pembinaan
organisasi: Proses Diognosa dan
Intervensi. Jakarta: PT Raja Grapindo persada, 2003.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung :PT Imperial Bhakti Utama,
2007
Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Pt
Raja Grapindo, 2010
Yayat M. Herujito. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta:
PT Grasindo, 2001
http://www.scribd.com/doc/24932593/Tiori Manajemen pendidikan/09/
http://cokyfauzialfi.wordpress.com/2012/05/08/
[1]
[1]
Marno,
Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan
Islam (Bandung: PT Refika aditama, 2008) h. 19-20.
[2]
J. Winardi. Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana,
2009) h. 99
[3]
Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010) h. 60
[4] SuryoSubroto. Mnajemen
Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010).139
[5]
Marno,
Supriyatno. Manajemen dan Kepemimpinan
Islam (Bandung: PT Refika aditama, 2008) h. 19-20.
[6]
Ibid
[7]
Winardi.
Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 100-106
[8]
Ibid. 100-106
[10] Chr. Jimmi L
Goal. Sistem Imformasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi ( 2008) h. 13
[11]
Ngalim
Purwanto. Adminiatrasi dan Supervisi
Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) h. 129.
[12]
Suparjati. Tata usaha dan kearsipan (Yogyakarta: Kaninus, 2000) h. 3.
[13] http://wsmulyana.wordpress.com/2008/11/09/teori-manajemen-ilmiah-teori-klasik-organisasi-3/
[14]
Yayat M.
Herujito. Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: PT Grasindo, 2001) h. 49-52.
[15]
http://www.scribd.com/doc/24932593/TEORI-MANAJEMEN-TRADISIONAL
[16] Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. Ilmu dan Aplikasi pendidikan (Bandung
:PT Imperial Bhakti Utama, 2007) h.
233-237
[17] AB. Susanto,
Masri Sareb Putra. 60 Managenent Gems Aplliyng Management Wisdom In Life
(Jakarta: PT Gramadia, 2010) h. 16-20.
[18]
Mulyadi.
Sistim perencanaan dan pengendalian Manajemen (Jakarta: PT Selemba
Empat, 2007). H. 159.
[19] .Robbins,
Stephen P. Judge, Timothy A, Perilaku
Organisasi (Jakarta: Salemba Empat.
2008) h. 214-224
[20] ibid
[21]
Abdurrahman. Manajemen Sumber daya
Manisia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006).
h. 7-9.
[23] Wahjo Sumidjo. Kepemimpinan
Kepala Sekolah (Jakarta: Pt Raja Grapindo, 2010) h. 60-61
[24]
Thoha Miftah. Pembinaan organisasi:
Proses Diognosa dan Intervensi ( Jakarta: PT Raja Grapindo persada,
2003) h. 96-99
[25]
http://cokyfauzialfi.wordpress.com/2012/05/08/
[26]
Winardi.
Manajemen Prilaku Organisasi (Jakarta: Kencana, 2009) h. 58
[27]
Indra Bastian. Akutasi Pendidikan (Yogyakarta: PT Gelora Pratama, 2006)
h. 218
[28]
SuryoSubroto. Mnajemen
Pendidikan Di Sekolah (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010).153
[29]
Jhon
M. Imvancevich, Roberk konopaske, Micheal T, Matteson. Peilaku dan Manajemen
Organisasi. alih Bahasa, Gina Gania (Jakart: PT gelora Aksara Pratama,
2006) h. 19-20.
[30] Stephen,
P robbins. Prilaku organisasi. Alih bahasa, Diana Angelica (Jakarta:
Selemba Empat, 2008) h. 53.
[33] Sukanto rekso
dihadiprodjo. Organisasi perusahaan Tiori
Struktur dan Prilaku.M. Com 2009
[34] Mukhtar,
Iskandar. Oreantasi baru Supervisi
Pendidikan (Jakarta: Gaum Persada,
GP Prees, 2009). h. 83.
[35] Mulyasa. Manajenmen
Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005). h.113.